Minggu, 24 Mei 2015

Tari Pagar Pengantin





Tarian ini berasal dari Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Tarian ini biasanya ditampilkan saat resepsi pernikahan walaupun terkadang ada yang menggunakan Tari Gending Sriwijaya dalam penikahan adat Palembang. Dua tarian yang berbeda.

Tari Pagar Pengantin memiliki arti khusus, yaitu melambangkan perpisahan pengantin perempuan dari masa remajanya, melepas masa lajang,  berpisah dengan teman-teman sepermainan serta tarian terakhir bagi mempelai puteri karena setelah itu tidak diperkenankan lagi menari di depan umum kecuali atas izin suami. Tindakan-tindakannya tak bebas lagi. Ia sudah berada di lingkaran kehidupan rumah tangga yang direpresentasikan dengan dulang agung keemasan.


Tari Pagar Pengantin

Mempelai puteri menari diatas nampan atau dulang berlapis emas yang berisi bunga berwarna warni. Nampan tersebut mempunyai makna sebagai bunga teratai yang tidak tenggelam akan pasang surut gelombang. Mempelai puteri dipakaikan tanggai dijari jemarinya agar jarinya lentik saat menari. Ini merupakan lambang kebersamaan seperti jari jemari ditangan kita.


Pemakaian tanggai untuk Tari Pagar Pengantin

Mempelai wanita menari diiringi oleh 4 orang penari pengiring yang biasanya adalah saudari perempuan lainnya. Namun saat ini posisi para penari pengiring digantikan oleh penari-penari profesional. Tarian ini dilakukan didepan mempelai pria dan menggambarkan bahwa pengantin wanita tersebut hanya akan bertindak didalam dulang yang menunjukan bahwa wanita pengantin sekarang ruang geraknya terbatas karena sudah menikah. Hal ini mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri. 


Mempelai wanita diiringi 4 penari pengiring dalam Tari Pagar Pengantin

Ini bukan pertama kalinya saya menyaksikan Tari Pagar Pengantin, beberapa kerabat dan teman banyak menggunakan tarian adat Palembang ini dalam prosesi adat pernikahannya. Pada kesempatan baru-baru ini, saya menghadiri resepsi pernikahan sahabat dengan adat budaya Palembang. Mengenakan baju kurung khas  Sumatera Selatan, dan kuku tanggai di jari-jarinya, ia terlihat menari dengan gemulai dan luwesnya. Mata para tamu undangan pun tak lepas mengamatinya dan bertepuk tangan.Sempat bertanya juga, apakah semua pengantin wanita Palembang harus menari seperti ini? Repot juga kalau dijadikan syarat, gumamku. Tetapi jika adat istiadat tidak dilestarikan bukan tidak mungkin ia akan menghilang dan tidak dikenal lagi oleh anak keturunan kita.


Bersama pasangan mempelai pengantin adat Palembang

Menari diatas dulang keemasan

Menari dengan gemulai

Menari dengan luwes


Lirik Lagu Tari Pagar Pengantin:

Aku laksana, aku laksana sekuntum bunga
Kini disunting menghias dalam mahligai kencana
Jangan dikenang, jangan dikenang masa yang lalu
Hatiku pilu bagai disayat buluh sembilu

Dua keluarga kini lah menjadi satu, aduhai sayang
Semoga kekal, hidup bersatu rukun berpadu
Ku mohon ampun pada ayah dan bunda, sanak keluarga
Ku mohon restu doakan kami selalu bahagia.







6 komentar:

  1. artikelnya bagus, izin refernsi ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih...Dengan senang hati jika dapat membantu

      Hapus
  2. Alhamdulillah saya berkesempatan ikut melestarikan budaya dan tradisi dengan menarikan pagar pengantin dipernikahan saya pada tanggal 2 juni 17...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat ya atas pernikahannya dan ikut melestarikan budaya Palembang dengan pernikahan adatnya.

      Hapus
  3. Insyaallah di pernikahan saya nanti saya akan bawakan tari ini😊

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum, koreksi >>> https://youtu.be/x5PhVU7FBc4

    BalasHapus